Tunjukkan Siapakah Dirimu!

Oleh : Hendrik Gunawan*

 

Pembahasan judul tersebut, terinpirasi dari sebuah Ayat yang mulia, dari firman Allahu Ta’ala”

ذَٰلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ شَعَٰٓئِرَ ٱللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى ٱلْقُلُوبِ

Artinya: Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.« Al-Hajj 32 ».

 

Yakni syi’ar-syi’ar Allah yang masuk di dalamnya penyembelihan hadyu, manasik haji, dan syi’ar-syi’ar dalam haji lainnya, dan termasuk syi’ar-syi’ar Allah adalah masjid, mushaf al-Qur’an, zikir, dan ibadah-ibadah lainnya. Pengagunggan syi’ar-syi’ar ini merupakan bentuk pengagungan kepada Allah.(maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati) Yakni Pengagunggan syi’ar-syi’ar ini muncul dari ketakwaan hati kepada Allah. Barangsiapa menghinanya dengan perbuatan atau ucapan maka itu merupakan kesesatan dan kebutaan hati terhadap pengagungan yang diwajibkan Allah (tafsirweb.com/5768-surat-al-hajj-ayat-32.html).

Mensyiarkan  syi’ar-syi’ar Allah, berarti memuliakan Allahu Ta’ala sebagai pembuat syariat dan memuliakan Rosulullah sebagai penyampai syariat, dan hal tersebut mencerminkan bahwa kita  memuliakan agama Islam, karena memuliakan syi’ar –syi’ar Allah ketika kita agungkan, kitapun sedang memuliakan diri kita sebagai seorang Muslim, serta menunjukkan identitas keimanan. Setiap syariat Islam adalah syiar, dan setiap Syi’ar mendatangkan kebaikan dan kemanfaatan bagi kemashlahatan umat Islam secara khusus , bahkan untuk seluruh makhluk secara umum. Setiap muslim yang beriman kepada Allah dan Rosulullah, hendaknya memuliakan syi’ar Islam dengan seagung-agungnya. Ketika kita memuliakan syi’ar Islam, hal tersebut langsung akan berdampak kepada penguatan kualitas keimanan. Maka harus ditanamkan pada diri kita agar senantiasa bersemangat dalam mensyiarkan syi’ar Islam.

Seseorang yang tidak meng-agungkan syi’ar Allah, niscaya orang tersebut akan terjerumus mensyi’arkan syi’ar-syi’ar yang selain syi’ar Allah, dia akan terjerumus ke dalam syi’ar kejahiliyahan, kekafiran, kesyirikan, syi’ar kaum Yahudi dan Nashoro. Maka seorang muslim harus mau berusaha mengenal syi’ar Islam, dengan cara mempelajari syi’ar Islam, dengan bekal ilmu, seseorang akan terjaga dari melakukan, membanggakan syiar selain syiar Islam. Mayoritas kaum muslimin melakukan syiar selain Sy’iar Islam, salah satu sebabnya adalah kebodohan dan tidak mau belajar tentang Ilmu Syar’i. Ilmu adalah salah satu benteng utama, dalam menjaga dan mencegah seseorang melakukan dan membanggakan syiar selain.Islam.  

Agar kita  bangga dan memuliakan Syi’ar Islam, maka beberapa hal  harus kita lakukan,

        Pertama : mencintai  dan mengamalkan Sunnah Rosulullah, Karena dengan kita mencintai dan mengamalkan Sunnah Rosullallah, berusaha agar senantiasa menjadikan Rosullullah sebagi satu satunya contoh dan panutan terbaik dalam segala aspek kehidupan kita, terutama dalam hal menunjukkaa siapakah diri kita, apakah kita seorang muslim yang  beriman kepada Allah dan Rosulnya?. Kita teladani , dan kita jadikan beliau sebagai panutan contoh kongkrit dalam beribadah, bermuamalah, berkata, bersikap, berfikir. Semua telah Rosulullah contohkan bagaimana beliau menunjukkan dirinya sebagai seorang muslim, dari hal terkecil hingga yang terbesar, sehingga jika kita berpedoman dengan yang telah dicontohkan Rosulullah,  hal tersebut akan menjadi benteng yang sangat kuat, dalam berkepribadian sebagai seorang muslim. Kenapa kita sebagai muslim, tidak cenderung untuk bangga sebagai seorang muslim, dan lebih menunjukkan, jika  saya adalah seorang muslim!, dengan menunjukkan segala identitas dan syi’ar Islam? Bangga dengan segala budaya Kaum muslimin, terutama berpakaian dengan bergamis, memakai peci, berjilbab bagi kaum wanita,  hari-hari perayaan, dan kebiasaan kebiasaan dan semua hal yang dengan kita menggunakannya  atau melakukannya menunjukkan bahwa kita sebagai seorang muslim.

          Kedua adalah:  jangan meniru Syiar Kaum lain, terutama syi’ar kaum yahudi dan Nashoro, maka kita perlu tahu, hal apa saja yang menjadi syi’ar yahudi dan nashoro, yang secara umum mereka adalah kaum kafir dan musyrikin. Syi’ar dalam keagamaan mereka atau budaya, dan kebiasaan-kebiasaan yang menjadikan identik  dengan ciri khas kepriadian mereka, baik dari perkataan, pola fikir, tingkah laku, cara berpakaian cara makan, dan lain-lain.Ketika seseorang terjerumus dalam meniru syi’ar mereka maka kita sama dengan mereka, bangga dengan mereka, loyal terhadap mereka, baik Karena tidak sengaja, karena kebodohan apalagi dengan jelas –jelas meniru mereka dan menjadikan mereka model dengan alasan mereka lebih modern, sehingga tidak bisa dibeakan mana seorang muslim mana orang kafir.

         Ketiga, jangan sesekali mencela orang yang berpegang teguh dengan Syi’ar Islam, yang mereka berusaha menjaga keimanan dan identitas sebagai seorang muslim. Yang seharusnya kita berusaha istiqomah seperti mereka, bukan mengolok dan mencela mereka, mengucilkan mereka, hal ini adalah kebodohan, dan tidak selayaknya kita memperlakukan seorang muslim dengan perlakuan demikian. Maka perlu dikaji mengapa mereka istiqomah dengan syi’ar Islam,  menutup diri dari syi’ar yahudi dan nashoro, agar kita tidak menjadi orang yang banyak  mencela saudara kita sendiri yang di atas kebenaran.Padahal sudah jelas pahala kebaikan atas mereka karena mereka memuliakan syi’ar Islam, dan sama sekali tidak akan mendatangkan sedikitpun kebaikan  bagi kita, ketika kita mensyi’arkan dan bangga dengan syia’r yahudi dan nashoro, kecuali kerugian dan keburukan, serta sama sekali tidak akan mendatangkan mudhorot bagi kita , ketika kita berpaling dari syi’ar yahudi dan nashoro.

 

 

Bagikan