Tentang Atom

Oleh : Nurul Huda Hasanah*

“Quran itu solusi ‘Hudan’, karena itu setiap masalah walaupun penemuannya tidak harus ada, tapi isyaratnya ada. Qur’an itu bukan kitab ilmiah, tapi isyarat ilmiah ada dalam Al-Qur’an”.

(Ustadz Adi Hidayat, Lc.MA)

Hiruk-pikuk kemajuan teknologi membuat kita terlupa akan cendikiawan-cendikiawan muslim yang banyak memberikan sumbangsih pada kemajuan sains dan teknologi dijaman setelahnya dan sampai sekarang. Salah satu contohnya dalam bidang sains yang cabangnya fisika dan kimia adalah tentang ‘atom’. Kalau kita membaca buku atau ‘search’ di google tentang kata ‘atom’, maka yang keluar adalah pengertian dan penemu atom pertama, yaitu seorang ilmuwan dari belahan Eropa bagian barat, John Dalton. yang kemudian penemuannya di kembangkan lagi oleh ilmuwan-ilmuwan lainnya dari eropa bagian barat seperti J.J.Thomson, Rutherford, Neils Bohr dan Teori Atom Mekanika Kuantum yang digagas oleh Werner Heisnberg dan Erwin Schrodinger.

Sejarah-sejarah mereka meneliti atom yang saat ini terus di gaungkan di setiap sekolah, membuat kita sebagai generasi Islam bersikap enggan atau bahkan sama sekali tidak tahu bahwa para ilmuwan diatas terutama John Dalton, bukanlah ilmuwan pertama yang meneliti dan menteorikan atom. Melainkan seorang ilmuwan Islam yang ketika itu ia terinspirasi meneliti besi setelah membaca Al-quran surah Al-Hadid ayat 25-26. Terinspirasi dari ayat ini kemudian ia meneliti besi tersebut hingga kebagian pertikel paling rendah dari besi yang tidak dapat di pecah lagi dengan reaksi kimia. Yang karena penemuannya Ia disebut sebagai ‘Bapak Kimia’.

Jabir Ibnu Hayyan, yang namanya di lantinkan menjadi Geber aadalah seorang cendekiawan muslim yang tertarik dengan ilmu kimia. ia lahir di Tustar, wilayah sekarang di Iran, pada sekitar tahun 721 M. hidup dan tinggal di Baghdad, kesehariannya keluar masuk perpustakaan Baitul Hikmah (House of Wisdom) di era Kekhalifahan Abbasiyah. Hasil penemuannya tentang partikel terendah dari besi ini tersebar sampai ke Andalus masa ke Islam berkuasa disana. Akibat kekalahan Islam di Andalusia ( a.k.a Spanyol-portugal). Paus Alexander VI kemudian membagi dunia dengan dua bagian yaitu barat adalah spanyol dan timur adalah Portugal. Perjanjian ini dikenal sebagai Perjanjian Tordesillas dan ditandatangani pada tanggal 7 Juni 1494. Kemuadian terjadi penerjemahan manuskrip alkimia Jabir ibn Hayyan membawa konsep-konsep dan teknik-teknik alkimia ke dunia Barat. Beberapa karya Jabir yang paling terkenal termasuk “Summa Perfectionis” dan “De Investigatione Perfectionis.” Manuskrip-manuskrip ini membahas proses-proses alkimia, eksperimen kimia, dan konsep-konsep filosofis yang terkait dengan transformasi bahan.

Pada masa itu, alkimia dianggap sebagai suatu bentuk pengetahuan yang sangat bernilai, dan pemikiran-pemikiran Jabir ibn Hayyan membantu membentuk dasar-dasar ilmiah dalam keberlanjutan alkimia di Eropa. Meskipun beberapa konsep alkimia diteruskan dalam pengembangan ilmu kimia modern, sebagian besar ajaran alkimia kemudian ditinggalkan demi metode ilmiah yang lebih rasional dan terbukti. Inilah yang menjadi penyebab manuskrip penemuannya Jabir Ibnu Hayyan di pelajari dan di teliti oleh John Dalton. Yang akhirnya membuat John Dalton terkenal sebagai ahli kimia dan penemu pertama tentang teori atom.

Namun, berita yang sampai ke kita, dan buku-buku yang diproduksi ke sekolah-sekolah hanya mencantumkan nama John Dalton dan beberapa ilmuwan lain yang notabenenya berdarah eropa sebagai penemu konsep atom. Inilah sisi kelam yang kita miliki sebagai orang-orang yang belajar tentang ilmu pengetahuan. Yang hanya dan bahkan menelan bulat-bulat pil pengetahuan yang di ‘klaim’ dari ilmuwan eropa bagian barat. kita sebagai guru masih menyanjung-nyanjungkan ilmuwan dari mereka tanpa mau mencari tahu tentang sejarah ilmuwan Islam yang tidak kalah hebatnya dari ilmuwan eropa bagian barat.

Berbicara tentang ilmuwan muslim, tidak hanya Jabir ibn Hayyan yang menemukan ‘partikel terkecil’ dari besi yang disebut sebagai atom, tetapi ada juga aliran Asy’ariyyah yang kemunculannya dimulai pada abad ke-4 H. Aliran ini lahir di tengah-tengah 3 aliran besar dalam peta sejarah pemikiran islam kala itu. Pemikiran filosofis dari aliran Asy’ariyyah tentang atom bukanlah secara Bahasa yang di maknai sebagai partikel yang tidak dapat terbagi lagi, yang kemudian pengertian ini pada generasi berikutnya terbantahkan setelah ditemukannya bagian terkecil dari atom yaitu proton, electron dan neutron. Melainkan secara istilah yang memaknai atom yang mereka sebut sebagai Jawhar yaitu sesuatu atau perikel yang tidak dapat dibagi lagi dan tidak meruang dan mewaktu yang hanya memiliki posisi dan terpisah dari atom-atom lainnya. Filosofi memainkan peran penting sebagai dasar konstruksi ilmu penyelidikan dalam sains. Filosofi sains membantu merumuskan prinsip-prinsip dasar, memahami sifat pengetahuan, dan memberikan landasan konseptual untuk pengembangan teori dan metode ilmiah. Berikut adalah beberapa kontribusi filosofi sebagai dasar konstruksi ilmu penyelidikan dalam sains. Kalangan Asy’ariyyah membentuk filosofi sains dengan car menempatkan dan mengelaborasi tafsir ayat alquran.

Seperti penjelasan yang di lakukan oleh Fakhrudin al-Razi. Ia mengambil sebuah apel kemudian mengatakan bahwa apel tersebut terdiri atau gabungan dari bagian-bagian yang tidak dapat terbagi lagi atau disebut dengan atom atau Jawhar. Inilah sedikit gambaran dan pembuktian dari kebenaran-kebenaran Isyarat ilmiah yang tertulis di dalam Al-qur’an yang ditafsirkan oleh para ilmuwan-ilmuwan muslim dengan berbagai pendekatan atau penelitian dan observasi ilmiah. Mudah-mudahan ini bisa menjadikan kita sebagai pelajar atau orang yang mengajarkan ilmu pengetahuan, yang saat ini masih dan hanya mengangungkan atau mengenal ilmuwan Barat, bisa membuat kita lebih peka dan teliti dalam membaca dan meneliti sejarah keilmuwan yang pernah di torehkan oleh cendikiawan Islam pada masanya. Yang mana asal penemuannya dari Isyarat yang telah lama ada di dalam Al-qur’an.

Wallahu A’lam Bishawab.

*Pendidik Mata Pelajaran IPA , Wakasek Bidang Kurikulum SMPQ AL IHSAN

Bagikan