Membangun Kebiasaan Santri Vol.1

Oleh : Safta Margana Nur fatah*

Kita pahami bersama bahwa apa yang kita inginkan belum tentu bisa kita capai atau bisa menjadi kenyataan, tapi sebagai hamba hanya bisa berusaha semaksimal mungkin untuk menggapai apa yang kita ingin capai, dan tentu itu semua atas Izin-Nya.

Pak Arga, itulah panggilan yang saya dapat disekolah tempat saya mengajar, saya adalah guru di sekolah menengah pertama di Jakarta selatan SMPQ Al Ihsan namanya. Dan pada tahun kedua ini saya bertugas di SMPQ dan diamanahi oleh sekolah menjadi sebagai waka kesiswaan, dan tentu saja ini adalah pengalaman pertama saya untuk menjalani tugas ini, saya menjalaninya dengan cukup tegang dan professional namun Alhamdulillah  banyak juga yang membantu saya untuk menjalani amanah ini,  terlebih kepala sekolah saya yang selalu sigap membantu ketika saya tidak mengetahui.

Jam menunjukan pukul 19.50 WIB suara notifikasi Whatsapp saya berbunyi terus dari setengah jam yang lalu pesan grup yang membahas kedatangan siswa ada beraneka ragam pembahasan yang harus dibaca,  ahad malam adalah waktunya santri Al Ihsan datang kepesantren setelah libur pekanan, sekolah kami adalah sekolah boarding school yang mempunyai keunikan tersendiri yaitu setiap pekannya bisa pulang. Dan salah satu alasan para walimurid memasukan anaknya selain menjadi hafidh qur’an mereka ingin diakhir pekan untuk berkumpul bersama anak tercitanya. Dan pada ahad malam inilah para santri datang untuk menggapai cita-citanya sebagai “ the future leader of moslem” itulah visi dari sekolah kami.

Para Pembina asrama (Musyrif/musyrifah) menyampaikan informasi lewat whatsapp grup mengenai santri yang sudah datang, yang izin dan yang terlambat datang. Kemudian para Pembina asrama mengumpulkan para santri diasramanya masing-masing untuk diberikan semangat positif untuk adaptasi kembali setelah berlibur dan dengan memberikan semangat kepada anak didik memiliki keutamaan besar dalam membentuk perkembangan mereka. Sebab  semangat positif dapat :

  1. Meningkatkan motivasi: anak didik yang diberi semangat cenderung lebih termotivasi untuk belajar dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan sekolah.
  2. membangun kepercayaan diri : semangat positif membantu memperkuat kepercayaan diri anak didik, membuat mereka lebih yakin dalam menghadapi tantangan.
  3. mendorong kreativitas: dengan adanya semangat, anak didik merasas lebih nyaman untuk mengembangkan ide-ide kreatif dan berfikir diluar kotak.
  4. Memperkuat hubungan guru-santri: Memberikan semangat menciptakan iklim positif diasrama,kelas dan tempat sekitar dan memeperkuat hubungan yang baik Antara guru dan santri.
  5. Mengatasi tantangan : Semangat dapat membantu anak didik mengatasi hambatan dan kegagalan dengan sikap yang lebih positif.
  6. Mengembangkan sikap positif terhadap belajar: Anak didik yang mendapat semangat cenderung mengembangkan sikap positif terhadap proses pembelajaran, membantu mereka menjalani perjalanan pendidikan dengan antusias.

Memberi semangat bukan hanya tentang memberi pujian tetapi juga tentang memberikan dukungan yang membangun serta melihat potensi mereka.

Ketika jam sudah menunjukan pukul 21.30 WIB para santri sudah berada di tempat tidur masing-masing setelah sebelumnya mereka berwudhu dan memberisihkan diri sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :  “Jika engkau hendak mendatangi tempat tidurmu, hendaklah engkau berwudhu seperti wudhu untuk shalat, lalu berbaringlah pada sisi kanan badanmu,” (HR. Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710). Disana mereka membaca doa sebelum tidur yang terdiri dari :

  1. Membaca Ayat qursi

“Jika kamu hendak berbaring di atas tempat tidurmu, bacalah ayat Al Kursi karena dengannya kamu selalu dijaga oleh Allah Ta’ala dan syaitan tidak akan dapat mendekatimu sampai pagi,” (HR. Bukhari).

  1. Membaca surat Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika berada di tempat tidur di setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya lalu kedua telapak tangan tersebut ditiup dan dibacakan Qulhuwallahu ahad (al Ikhlas), Qul a’udzu birobbil falaq (Al falaq) dan Qul a’udzu birobbin naas (surat annas) kemudian beliau mengusapkan kedua telapak tangan tadi pada anggota tubuh yang mampu dijangkau dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depa, Beliau melakukan yang demikian sebanyak tiga kali.” (HR. Bukhari no. 5017).

  1. Membaca Doa Tidur

dari Hudzaifah ia berkata, “Jika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ingin tidur, beliau membaca: “Allahumma bismika ahya wa bismika amut. (Ya Allah, dengan nama-Mu aku hidup dan mati).” Dan jika bangun beliau membaca: ‘’Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kami mati, dan kepada-Nya kami akan kembali” (HR. Abu Dawud no. 5049)

*Pendidik Al Qur’an , Wakasek Bidang Kesiswaan SMPQ AL IHSAN

Bagikan