Gelar Upacara Hari Guru Nasional, Ketua Yayasan Sampaikan Pesan Inspiratif

Al-ihsanNews, Jakarta – Yayasan Al-Ihsan menggelar upacara memperingati Hari Guru Nasional di lapangan olahraga Al-Ihsan, Senin pagi ini (25/11/2024). Kegiatan berlangsung khidmat dan dihadiri oleh seluruh civitas akademika, termasuk guru, siswa, karyawan dan sebagian wali murid.

 

Ketua Yayasan Al-Ihsan, Dr. Eng. Ibadurrahman, MT., bertindak sebagai pembina upacara. Dalam amanatnya, beliau menyampaikan hadits dari Imam Bukhari di dalam kitab shahihnya telah meriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa sallam bahwa beliau berkata:

 

عُرِضَتْ عَلَيَّ الأُمَمُ فَجَعَلَ النَّبِيُّ وَالنَّبِيَّانِ يَمُرُّونَ مَعَهُمْ الرَّهْطُ وَالنَّبِيُّ لَيْسَ مَعَهُ أَحَدٌ حَتَّى رُفِعَ لِي سَوَادٌ عَظِيمٌ قُلْتُ مَا هَذَا ؟ أُمَّتِي هَذِهِ ؟ قِيلَ بَلْ هَذَا مُوسَى وَقَوْمُهُ ، قِيلَ انْظُرْ إِلَى الأُفُقِ فَإِذَا سَوَادٌ يَمْلأُ الأُفُقَ ثُمَّ قِيلَ لِي انْظُرْ هَا هُنَا وَهَا هُنَا فِي آفَاقِ السَّمَاءِ فَإِذَا سَوَادٌ قَدْ مَلأَ الأُفُقَ قِيلَ هَذِهِ أُمَّتُكَ وَيَدْخُلُ الْجَنَّةَ مِنْ هَؤُلاءِ سَبْعُونَ أَلْفًا بِغَيْرِ حِسَابٍ ثُمَّ دَخَلَ وَلَمْ يُبَيِّنْ لَهُمْ فَأَفَاضَ الْقَوْمُ وَقَالُوا نَحْنُ الَّذِينَ آمَنَّا بِاللَّهِ وَاتَّبَعْنَا رَسُولَهُ فَنَحْنُ هُمْ أَوْ أَوْلادُنَا الَّذِينَ وُلِدُوا فِي الإِسْلامِ فَإِنَّا وُلِدْنَا فِي الْجَاهِلِيَّةِ ؟ فَبَلَغَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَخَرَجَ فَقَالَ : هُمْ الَّذِينَ لا يَسْتَرْقُونَ وَلا يَتَطَيَّرُونَ وَلا يَكْتَوُونَ وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ .. “. رواه البخاري 5270

 

“Ditampakkan beberapa umat kepadaku, maka ada seorang nabi atau dua orang nabi yang berjalan dengan diikuti oleh antara 3-9 orang. Ada pula seorang nabi yang tidak punya pengikut seorangpun, sampai ditampakkan kepadaku sejumlah besar. Aku pun bertanya apakah ini? Apakah ini ummatku? Maka ada yang menjawab: ‘Ini adalah Musa dan kaumnya,’ lalu dikatakan, ‘Perhatikanlah ke ufuk.’ Maka tiba-tiba ada sejumlah besar manusia memenuhi ufuk kemudian dikatakan kepadaku, ‘Lihatlah ke sana dan ke sana di ufuk langit.’ Maka tiba-tiba ada sejumlah orang telah memenuhi ufuk. Ada yang berkata, ‘Inilah ummatmu, di antara mereka akan ada yang akan masuk surga tanpa hisab sejumlah 70.000 orang. Kemudian Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa sallam masuk tanpa menjelaskan hal itu kepada para shahabat. Maka para shahabat pun membicarakan tentang 70.000 orang itu. Mereka berkata, ‘Kita orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti rasul-Nya maka kitalah mereka itu atau anak-anak kita yang dilahirkan dalam Islam, sedangkan kita dilahirkan di masa jahiliyah.’ Maka sampailah hal itu kepada Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa sallam, lalu beliau keluar dan berkata, ‘mereka adalah orang yang tidak minta diruqyah (dimanterai), tidak meramal nasib dan tidak mita di-kai, dan hanya kepada Allah-lah mereka bertawakkal.” [HR. Bukhari 8270]

Dalam Riwayat lain, Akan masuk surga 70.000 orang dari umatku tanpa hisab dan tanpa azab. Dan setiap seribu orang dari mereka membawa 70.000 orang lagi” (HR. Ahmad [5/280-281]

 

Dan pertanyaan mendasaranya.. apakah kita masuk pada golongan orang orang tanpa hisab?

Anbiya, Syuhada, Aulia (kekasih Alloh) tentu mereka golongan yang pasti akan mendapatkan predikat orang orang tanpa hisab.

Kemudian dalam amanatnya disampaikan juga tentang kemuliaan orang-orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan, baik pendidik maupun tenaga kependidikan. mereka adalah manusia-manusia terbaik yang melahirkan generasi-generasi terbaik yang menebar manfaat. Beliau juga menyampaikan pesan inspiratif tentang tiga semboyan legendaris Ki Hajar Dewantara yang menjadi pedoman bagi para pendidik: Ing Madya Mangun Karsa (di tengah membangun motivasi), dan Tut Wuri Handayani (di belakang memberikan dorongan semangat).

Dan sekarang kita berusaha menjadi orang yang selalu bermanfaat sehingga masuk pada kategori sebaik sebaiknya orang.  

خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
Artinya: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain.”

Dan itulah mereka, yang ada dihadapan kita semua…

Kalo dulu presiden pertama menetapkan hari pendidikan bertepatan dengan hari lahir ki Hajar Dewantara, maka kemudian pada tanggal 25 november ini ditetapkan sebagai hari Guru nasional.

“kita persembahkan untuk guru dan tenaga kependidikan, tanpa Kerjasama dengan mereka usaha kebermanfaatan kita tidak akan berjalan dengan baik, ucapnya”.

 

*SELAMAT HARI GURU*

Bagikan